September 01, 2017

Persiapan Installasi GNU/Linux Debian

Halo, bertemu lagi di Blog Dika, kali ini saya akan membahas tentang Persiapan Installasi GNU/Linux Debian. Nah, kemarin saya sudah membahas tentang apa itu debian dan debian-installer? Sekarang saya akan mencoba mengulas persiapan sebelum menginstallnya. Langsung saja yuk, apa itu persiapan sebelum menginstall GNU/Linux debian ini?
Persiapan Installasi Linux Debian

Sebelum kegiatan pemasangan sistem operasi dilakukan, ada beberapa langkah yang mungkin perlu dilakukan sebagai langkah-langkah persiapan pemasangan. Dengan adanya persiapan yang baik, maka diharapkan kegiatan pemasangan dapat berhasil dilaksanakan dengan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti. Langkah-langkah persiapan yang dapat dilakukan adalah:
  1. Mencari dan menggali informasi yang diperlukan, terutama yang berkaitan dengan perangkat keras dan sistem operasi yang akan digunakan serta pengaturan jaringan (jika komputer terhubung pada jaringan), kemudian mempelajarinya serta mencatat atau menuangkan informasi-informasi tersebut dalam sebuah senarai.
  2. Memeriksa kompatibilitas perangkat keras. Banyak produk dapat bekerja tanpa masalah di GNU/Linux. Apalagi, dukungan perangkat keras di GNU/Linux terus ditingkatkan setiap hari. Namun sampai dengan saat ini, sistem operasi GNU/Linux masih belum bisa menjalankan berbagai jenis perangkat keras seperti beberapa sistem operasi yang lain seperti Microsoft Windows dan Apple macOS. Salah satu cara untuk memeriksa atau mencoba kompatibilitas perangkat keras di Debian GNU/Linux 9 adalah dengan menggunakan sistem live Debian (Debian Live System). Sistem live Debian tersebut juga dapat digunakan sebagai media pemasangan Debian. Informasi lebih lengkap tentang sistem live Debian ini dapat ditemukan dalam laman http://www.debian.org/CD/live/.
  3. Memenuhi persyaratan perangkat keras minimum. Sebagaimana sistem operasi yang lain, sistem operasi Debian GNU/Linux juga menetapkan aturan tentang persyaratan perangkat keras minimum (Minimum Hardware Requirement). Aturan ini memberikan gambaran kepada para pengguna tentang batasan minimum perangkat keras yang sebaiknya dipenuhi untuk dapat menjalankan sebuah sistem Debian. Batasan ini sebenarnya bukanlah batasan yang mutlak, karena sebagaimana perangkat lunak bebas yang lain, pengguna akan diberi kebebasan dalam membangun sistemnya sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Untuk Debian GNU Linux 9 arsitektur i386 dan amd64, persyaratan perangkat kenas minimum yang disarankan adalah sebagai berikut:
    -> Prosesor Pentium 4, 1 GHz (untuk sistem desktop). Untuk sistem arsitektur amd64 prosesor harus mendukung set instruksi tambahan 64 bit atau x86-64.
    ->  Untuk pemasangan tanpa desktop, RAM minimal 128 MB (disarankan 512 MB) dan peranti diska keras (harddisk) 2 GB.
    ->   Untuk pemasangan dengan desktop, RAM minimal 256 MB (disarankan 1 GB) dan peranti diska keras (harddisk) 10 GB.
    • Mengidentifikasi dan menentukan segala kebutuhan dan keinginan.
    • Membuat rencana pemasangan.
    • Membaca dan mempelajari panduan pemasangan sistem operasi Debian GNU/Linux. Sangat disarankan bagi para calon pengguna agar selalu membaca manual, panduan maupun dokumentasi sebelum melakukan sesuatu, termasuk dalam hal pemasangan sistem operasi. Untuk sistem operasi Debian GNU/Linux 9, panduan pemasangan resmi dapat dibaca dalam laman https://www.debian.org/releases/stable/installmanual. Di dalam laman tersebut disediakan panduan pemasangan yang lengkap untuk seluruh arsitektur yang didukung oleh Debian GNU/Linux 9. Jika dirasa panduan tersebut tidak cukup membantu, kita bisa membaca dan mengikuti panduan yang dibuat oleh pihak lain, baik dalam bentuk artikel, buku elektronik maupun dalam bentuk video. Sebagai pengguna kita dapat memilih panduan yang menurut kita paling mudah untuk dipahami dan diikuti.
    • Menentukan metode pemasangan. Sistem operasi Debian dapat dipasang dari beberapa jenis media, selama firmware sistem mesin (BIOS atau UEFI) mengizinkannya. Media-media tersebut antara lain media cakram optis (CD-ROM, DVD-ROM dan BD-ROM), kandar USB atau tang penyimpanan USB, jaringan dan peranti diska keras (harddisk). Sebagai pengguna kita dapat memilih media pemasangan yang paling sesuai untuk kita.
    • Memperoleh media pemasangan sistem. Sejauh ini, cara yang paling mudah untuk memasang Debian GNU/Linux adalah dengan menggunakan seperangkat CD-ROM/DVD-ROM resmi Debian. Seperangkat media cakram optis tersebut dapat kita dapatkan dengan membelinya dari penjual atau vendor media pemasangan Debian. Informasi tentang para vendor tersebut dapat kita temukan dalam laman https://www.debian.org/CD/vendors/. Selain itu, kita juga dapat mengunduh berkas-berkas citra pemasang Debian melalui laman unduh resmi Debian di https://www.debian.org/CD/http-ftp/, atau melalui cermin Debian yang tersebar di seluruh dunia, contohnya adalah cermin Debian yang disediakan oleh peladen milik kampus Universitas Indonesia (http://kambing.ui.ac.id/debian/). Senarai lengkap situs cermin Debian tersebut dapat ditemukan dalam laman https://www.debian.org/mirror/list.en.html. Harus selalu dipastikan bahwa arsitektur dari media pemasangan yang dipilih atau berkas citra yang diunduh tersebut telah tepat sesuai dengan arsitektur dari perangkat komputer yang akan dipasangkan.
      Berkas citra pemasang Debian merupakan berkas citra hibrida dan tersedia dalam beberapa bentuk, yaitu:
      -> Berkas citra CD minimal untuk pemasangan melalui jaringan (“netinst CD”).
      -> Seperangkat berkas citra CD dan DVD penuh. Hanya CD atau DVD pertama yang dapat di-booting dan menyediakan semua berkas yang dibutuhkan untuk memasang sebuah sistem Debian standar. Sedangkan CD atau DVD kedua dan seterusnya berisi kumpulan paket yang dapat dipasang dan juga dapat digunakan sebagai lumbung atau repositori luring. Selain itu, juga tersedia berkas citra cakram Blu-ray yang hanya da pat diunduh menggunakan perkakas manajer unduhan jigdo.
      ->  Berkas citra netboot yang digunakan untuk booting dari jaringan.
      ->  Berkas citra sistem live Debian.
      Sedikit catatan bagi kita yang menggunakan komputer dengan firmware sistem UEFI dan ingin memasang sistem operasi dalam mode UEFI, agar memperhatikan jenis firmware sistem UEFI dan arsitektur dari media pemasangan Debian yang akan digunakan atau berkas citra yang akan kita unduh. Secara garis besar, UEFI terbagi atas dua jenis yaitu UEFI 32 bit dan UEFI 64 bit. Permasalahannya adalah media pemasangan Debian dengan arsitektur amd64 atau x86-64 secara resmi hanya mendukung UEFI 64 bit dan begitupun sebaliknya. Sebagian besar perangkat komputer yang ada di pasaran saat ini menggunakan UEFI 64 bit. Oleh karena itu, jika kita ingin memasang sistem operasi Debian dalam mode UEFI, kita dapat menggunakan media pemasangan atau mengunduh berkas citra yang berarsitektur amd64. Namun, jika ternyata komputer yang kita punya menggunakan UEFI 32 bit, maka kita dapat menggunakan media pemasangan atau mengunduh berkas citra yang berarsitektur i386 atau jika kita ingin tetap memasang sistem operasi Debian untuk arsitektur amd64 atau x86-64, kita dapat mengunduh berkas citra multi arsitektur atau multi-arch. Berkas citra multi-arch ini merupakan berkas citra CD minimal atau netinst CD dan untuk mengunduhnya, kita dapat mengunjungi pranala https://cdimage.debian.org/debian-cd/9.1.0/multi-arch/.
    • Mempersiapkan media pemasangan. Setelah berkas citra pemasang Debian telah kita dapatkan, langkah selanjutnya adalah mengekstrak ke media pemasangan yang akan digunakan dan mengaturnya agar dapat dibooting oleh perangkat komputer. Langkah-langkah persiapan media pemasangan harus disesuaikan dengan media pemasangan yang akan kita pilih. Namun, di dalam panduan ini hanya akan membahas persiapan untuk media cakram optis dan kandar USB. Jika kita telah memiliki CD atau DVD pemasang Debian yang berasal dari vendor dan kita memilih untuk menggunakannya sebagai media pemasangan secara langsung, maka langkah ini tidak perlu dilakukan.
      a). Untuk media cakram optis (CD, DVD atau BD-ROM), kita dapat membakar berkas citra pemasang Debian ke dalam media cakram optis yang telah kita sediakan. Proses pembakaran ini dapat menggunakan berbagai perkakas pembakar CD/DVD yang tersedia untuk berbagai sistem operasi yang ada. Jika menggunakan sistem operasi Microsoft Windows, kita dapat menggunakan perkakas CDBurnerXP, Nero Burning ROM, Nero Express, Power ISO dan lain-lain. Sedangkan jika menggunakan sistem operasi GNU/Linux, kita dapat menggunakan perkakas K3b, Brasero, Xfburn, cdrdao, growisofs, BashBurn dan lain-lain.
      b). Untuk media kandar USB, kita dapat menggunakan dua cara, yaitu:
      --> Menggunakan perkakas pembuat kandar USB bootabel atau perkakas penulis berkas citra ke kandar USB. ika menggunakan sistem operasi Microsoft Windows, kita dapat menggunakan perkakas Rufus, win32diskimager, Unetbootin, YUMI dan lain-lain. Sedangkan jika menggunakan sistem operasi GNU/Linux, kita dapat menggunakan perkakas Usb ImageWriter, SUSE Studio ImageWriter, GNOME Disks, ISO ImageWriter, Unetbootin dan lain-lain.
      --> Menyalin atau menulis isi berkas citra secara langsung ke kandar USB. Cara ini hanya dapat dilakukan di sistem GNU/Linux. Perintah yang dapat dijalankan adalah antara lain (sebagai contoh berkas citra adalah debian-9.0.0-amd64—DVD-1.iso dan kandar USB dipetakan sebagai /dev/sdb):
      # copy debian-9.0.0-amd64—DVD-1.iso /dev/sdb
      # cat debian-9.0.0-amd64—DVD-1.iso >/dev/sdb; sync
      atau bisa juga dengan ini
      # dd if=debian-9.0.0-amd64—DVD-1.iso of=/dev/sdb bs=1MB && sync
      • Mencadangkan data Salah satu langkah yang cukup penting untuk dilakukan sebelum melakukan pemasangan sistem operasi adalah mencadangkan data terutama data-data penting kita yang ada di dalam diska keras. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko kehilangan data saat proses pemartisian diska, pemformatan sistem berkas atau karena sebab lain. Pencadangan data dapat dilakukan secara daring dengan mengunggah data ke layanan penyimpanan awan (seperti Google Drive, Dropbox dan lain-lain) atau secara luring dengan menyalin data secara manual ke media penyimpanan lain (seperti kandar USB, diska keras eksternal dan lain-lain).
      • Mempersiapkan perangkat komputer. Langkah terakhir dalam tahapan persiapan ini adalah mempersiapkan perangkat komputer.
        Hal-hal yang mungkin perlu dipersiapkan antara lain:
        -> Mengkonfigurasi firmware sistem (BIOS atu UEFI). Untuk dapat mengkonfigurasi firmware sistem, kita harus masuk ke menu pengaturan firmware sistem tersebut dengan cara menekan sebuah tombol atau kombinasi tombol sesaat setelah komputer dinyalakan. Sering kali tombol tersebut adalah tombol DEL atau F2. Terkadang, beberapa pabrikan juga menggunakan tombol lain. Di dalam menu pengaturan firmware sistem kita dapat mengkonfigurasi banyak hal, mulai dari perangkat keras, prioritas boot, keamanan, daya, waktu sistem dan lain-lain serta melakukan pemantauan perangkat keras yang terdapat di dalam sistem.
        Jika kita menggunakan perangkat komputer dengan firmware sistem UEFI (Unified Extensible Firmware Interface), kita harus menentukan apakah sistem akan di-booting dalam mode UEFI atau dalam mode BIOS lawas (legacy) melalui CSM (Compatibility Support Module) yang menyediakan kompatibilitas terhadap firmware BIOS (Basic Input Output System) lawas. Selain itu, kita juga sangat dianjurkan untuk menonaktifkan fitur booting aman atau UEFI Secure Boot yang terdapat di dalam UEFI karena sampai dengan rilis Debian 9 ini, Debian masih belum memiliki dukungan untuk fitur tersebut.
        -> Mempersiapkan ruang kosong di dalam diska keras sebagai tempat pemasangan sistem operasi. Langkah ini perlu dilakukan ketika di dalam komputer sebelumnya telah terpasang sistem operasi lain yang masih akan tetap digunakan atau ada data-data penting yang ingin tetap dipertahankan. Untuk mempersiapkan ruang kosong, kita dapat menggunakan berbagai perkakas manajer partisi yang tersedia untuk berbagai sistem operasi yang ada. Dengan perkakas manajer partisi ini, kita dapat membuat, menghapus, mengecilkan, memperluas, membagi dan menggabungkan partisi pada diska keras maupun media penyimpanan lainnya. Jika menggunakan sistem operasi Microsoft Windows, kita dapat menggunakan perkakas Disk Management atau perkakas manajer partisi pihak ketiga seperti EasesUS Partition Master, Paragon Partition Manager, Mini Tool Partition Wizard, dan lain-lain. Sedangkan jika menggunakan sistem operasi GNU/Linux, kita dapat menggunakan perkakas GParted, KDE Parttition Manager, GNOME Disks, dan lain-lain.
        -> Jika kita saat ini menggunakan sistem operasi Windows 8 atau yang lebih baru dan kita ingin memasang Debian berdampingan dengannya dengan skema booting ganda (dual boot), maka kita sangat dianjurkan untuk menonaktifkan fitur booting cepat (fastboot) atau memulai cepat (fast startup) yang ada padanya. Untuk menonaktifkan fitur tersebut, kita dapat melakukan langkah-langkah berikut:
        --> Kita buka perkakas Control Panel.
        --> Memilih menu Power Option.
        --> Di bilah samping (sidebar), kita pilih menu “Choose what the power buttons do”.
        --> Mengklik pada tautan “Change settings that are currently unavailable”.
        --> Menggulirkan ke bawah sampai menemukan subjudul “Shutdown setting”, kemudian kita hapus centang pada kotak centang (checkbox) “Turn on fast startup (recommended)”.
        --> Menyimpan perubahan tersebut.
        Selain itu, kita harus memastikan partisi bertipe “basic” bukan “dynamic”.
      Nah, jadi itulah beberapa Persiapan Installasi GNU/Linux Debian. Untuk artikel selanjutnya kita akan membahas langkah Installasi GNU/Linux Debian. Mungkin dari saya cukup tentang itu dan semoga berguna buat temen-temen semua yang mampir kesini. Kalau mau ada yang ingin ditanyakan atau masukan dan saran silahkan ke kolom komentar yaa. Sampai jumpa di tulisan berikut.

      0 komentar